KATANDA.ID, Palembang – Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumatera Selatan (Sumsel) pada Pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak masih tujuh bulan lagi. Sosialisasi dari para kandidat calon gubernur (cagub) sudah dimulai. Ada berbagai berbentuk strategi sosialisasi atau marketing politik dilakukan tim kandidat cagub tersebut.
Dalam diskusi Talk Sriwijaya Community (TSC) dengan tema “Jelang Pilkada, Fenomena Politik dan Gagasan Urgen di Sumsel” di The Zuri Hotel Transmart, Sabtu (27/4) terungkap strategi yang digunakan masih berpola Revolusi Industri 1.0 (One Point O)
“Strategi marketing politik yang diusung kandidat calon Gubernur Sumsel yang muncul saat ini mengalami kemunduran. Tim-tim kandidat kurang kreatif dalam menyusun strategi memperkenalkan diri calonnya ke masyarakat Sumsel”, kata Direktur Eksekutif Lintas Politika Indonesia, Kemas Khoirul Mukhlis.
Menurut Mukhlis, “Tim-tim dari para kandidat masih menggunakan marketing politik atau komunikasi 1.0. Sekarang sudah era Four Point O dan Five Point O. Mereka masih menggunakan politik identitas. Seperti mengandalkan identitas tokoh politik dan idenititas kesukuan:,
Mukhlis memberi contoh, ada gerakan kandidat calon pasangan Mawardi Yahya-Harnojoyo yang membesuk mantan Gubernur Sumsel Alex Noerdin beberapa waktu lalu. Lalu, deklarasi dukungan dari tokoh-tokoh lintas suku dan agama.
“Hari ini dukung calon ini, besoknya tokoh satu suku yang lain dukung calon satunya. Kemudian berkunjung ke tokoh seperti Pak Alex, besoknya calon lain ikut berkunjung. Mereka masih menggunakan identitas ketokohan dan kelompok. Tidak ada krativitas dari politiknya”, ujar Mukhlis yang menjadi pembicara bersama tokoh masyarakat Sumsel Susno Duadji dan guru besar komunikasi Profesor Isna Wijayani.