KATANDA.ID, Muara Enim – Tanjung Enim kini tengah berbenah untuk menjadi salah satu kota wisata di Sumatera Selatan (Sumsel). Untuk mendukung atraksi seni sebagai saya satu daya tarik wisata, Tim Kowis (kota wisata) tengah mempersiapkan seni tari multikultural reog dan pegon.
Akhir pekan lalu pada 23 – 24 September 2002 Tim Kowis menyelenggarakan “Workshop dan Pelatihan Seni Tari Multikultural Reog & Pegon” di Gedung Serba Guna (GSG) Tanah Putih Tanjung Enim.
“Ada 200 penggiat seni yang terlibat pada workshop ini. Mereka berasal dari 18 Paguyuban Reog & Pegon yang ada di Tanjung Enim, Kecamatan Lawang Kidul Kabupaten Muara Enim”, kata Yuhendri Wisra Ketua Bidang Kesenian Budaya dan Kearifan Lokal Tim Implementasi Tanjung Enim Tujuan Kota Wisata, Senin (25/9).
Menurut Yuhendri mewakili Manajemen PTBA, Workshop dan Pelatihan Seni Tari Multikultural Reog & Pegon ini merupakan bagian dari Program Gong Enim. “Program Gong Enim dari Bidang Kesenian Budaya dan Kearifan Lokal Tim Implementasi Tanjung Enim Kota Tujuan Wisata bertujuan untuk meningkatkan kualitas dari kesenian multikultural Reog serta Pegon yang merupakan kesenian yang berkembang dengan baik di tengah masyarakat Tanjung Enim”, ujarnya.
Nama program “Gong Enim” lahir dari latar belakang di setiap kesenian baik lokal maupun multikultural, alat musik gong selalu ada pada elemen musik pengiring. “Karena di setiap kesenian baik lokal maupun multikultural, gong selalu ada maka diambil nama program Gong Enim”, kata Yuhendri Wisra
Pada program Gong Enim, Tim Bidang Budaya Kowis melakukan pembinaan secara langsung. “Kehadiran Tim Kowis PTBA menjadi pengiring dan pendukung rekan-rekan kesenian semua, serta sebagai proses multikulturasi tetap disematkan nama Enim untuk mengingatkan di mana asal keberadaan. Diharapkan setelah pelaksanaan program ini, mutu penyajian kesenian Reog dan Pegon di Lawang Kidul menjadi lebih baik”, ujar Yuhendri.
Sementara itu Budi Lesmono dari perwakilan Tim Implementasi Tanjung Enim Tujuan Kota Wisata mengatakan, “PTBA mengembangkan kesenian daerah Reog & Pegon melalui workshop dan pelatihan agar bisa terwadahi menjadi komunitas yang sangat menarik.
“Kalau itu bisa terwadahi dengan baik tentunya akan menarik minat pengunjung, khususnya yang di luar kota, bahwa Tanjung Enim itu layak dikunjungi sebagai kota tujuan wisata, karena kita punya seni budaya yang terstruktur rapi dan bisa menjadi tontonan yang menarik”, katanya.
Menurut Budi Lesmono tidak hanya Reog & Pegon yang akan dikembangkan. “Ke depan akan kita kembangkangkan kesenian-kesenian lainnya yang memiliki potensi. Kita akan melihat potensi mana yang banyak dan akan berkembang, itu yang nanti akan kita eksplor”.
Pada Workshop dan Pelatihan Seni Tari Multikultural Reog & Pegon, Tim Kowis Bukit Asam mendatangkan instruktur dan pelatih seni Achmad Dipoyono, Siska Hariyati, dan Setyaji yang merupakan praktisi, penari kesenian Jawa sekaligusa akademisi. (ril/mas)