KATANDA.ID, Jakarta – Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.372,5 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Rabu (6/4). Mata uang Garuda melemah 24,5 poin atau 0,17 persen dari Rp14.347,5 per dolar AS dari perdagangan sebelumnya.
Rupiah ikut melemah dengan mayoritas mata uang di kawasan Asia pagi ini. Terpantau yen Jepang lesu 0,29 persen, dolar Hong Kong merah 0,03 persen, dolar Singapura minus 0,14 persen, dan won Korea Selatan minus 0,62 persen.
Kemudian, ringgit Malaysia turun 0,23 persen, yuan China minus 0,19 persen, peso Filipina minus 0,41 persen, dan baht Thailand minus 0,23 persen.
Senada, mata uang utama negara juga cenderung melemah seperti euro Eropa yang minus 0,09 perseb, franc Swiss melemah 0,11 persen, dolar Kanada minus 0,07 persen, dolar Australia melemah 0,01 persen, dan poundsterling Inggris minus 0,04 persen.
Analis Pasar Uang Ariston Tjendra memprediksikan rupiah masih akan melemah pada perdagangan hari ini karena sentimen kebijakan pengetatan moneter yang agresif dari The Fed.
Ia menilai komentar Lael Brainard, Petinggi bank sentral AS The Fed, soal kenaikan inflasi AS yang sudah sangat tinggi dan perlu direspons dengan kebijakan pengetatan moneter AS mengindikasikan bakal dilakukan penjualan cepat obligasi yang dimiliki The Fed untuk mengurangi likuiditas di pasar.
Hal tersebut sejalan dengan imbal hasil (yield) obligasi AS yang melonjak semalam dari 2,55 persen menjadi 2,6 persen.
“Kenaikan yield ini menunjukkan naiknya ekspektasi pasar terhadap kebijakan pengetatan moneter AS yang agresif,” jelasnya kepada CNNIndonesia.com.
Di sisi lain, potensi sanksi tambahan terhadap Rusia juga meningkatkan risiko inflasi yang menekan aset berisiko seperti rupiah.
“Di sisi lain, potensi kebangkitan ekonomi Indonesia di tengah pandemi masih menjadi sentimen positif untuk rupiah. Belakangan indeks saham Indonesia mencetak rekor tertinggi baru,” tambah Ariston.
Ia memproyeksikan rupiah akan bergerak dalam rentang Rp14.330-Rp14.380 per dolar AS hari ini.