Industri Hulu Migas Setor ke Negara 9,7 Miliar Dolar AS

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto pada CEO Forum ke-4. (FOTO : Humas SKK Migas)

KATANDA.ID, Jakarta – Di tengah sejumlah tantangan yang merintangi pada industri minyak dan gas (migas) saat ini, ternyata industri hulu migas Indonesia mampu menyetor ke kas negara sebesar 9,7 miliar dolar Amerika Serikat (AS).

“Di tengah produksi dan lifting yang masih mengalami tantangan, industri hulu migas pada semester I tahun 2022 telah meraih beberapa capaian yang positif, utamanya adalah penerimaan negara yang sudah mencapai 9,7 miliar dolar AS,” kata Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto pada CEO Forum ke-4 pada 2022, Senin (11/7).

Bacaan Lainnya

Capaian tersebut mendapat apresiasi dari pemerintah melalui Menteri ESDM Arifin Tasrif. “Pemerintah memberikan apresiasi atas kontribuasi industri hulu migas bagi penerimaan negara. Jika di tahun 2021 penerimaan negara sektor hulu migas mencapai 13,7 miliar dolar AS atau 188 persen dari target US$ 7,8 miliar. Sampai Juni 2022, kontribusi hulu migas sudah mencapai 9,7 miliar AS atau 97 persen dari target APBN 2022,” katanya.

Menteri ESDM Arifin Tasrif saat membuka CEO Forum secara virtual.

Menurut Arifin Tasrif, agar di tengah harga minyak dunia yang tinggi, dengan Indonesian Crude Price (ICP) di bulan Juni yang mencapai 117 dolar AS  per barel, diharapkan KKKS dapat menjaga dan meningkatkan produksi dan lifting minyak dan gas untuk memenuhi kebutuhan migas dalam negeri.

Dalam keterangan resmi SKK Migas, Dwi Soetjipto juga melaporkan capaian reserve replacement ratio (RRR) yang sudah di angka 77 persen, serta cost recovery yang berhasil dijaga pada level rendah sebesar 3,2 miliar dolar AS atau setara dengan Rp47,88 triliun.

Dwi juga berharap momentum harga minyak dan gas yang masih bertengger tinggi hingga pertengahan tahun ini dapat dimanfaatkan dengan optimal oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk meningkatkan kinerjaa lifting mereka.

Kepala SKK Migas mengingatkan bahwa situasi global dalam kondisi yang rumit akibat perang antara Rusia dan Ukraina, yang dampaknya sistemik berimbas pada melonjaknya harga energi dan pangan dunia sehingga meningkatnya inflasi global.

Menurutnya, harga minyak dunia cukup lama berada pada kisaran 100 dolar AS per barel dan harga rata-rata hingga 2023 diperkirakan masih diatas 80 dolar AS per barel. Begitupula untuk harga gas global juga mengalami peningkatan harga yang cukup signifikan, hingga di atas 25 dolar AS/MMBTU. Dengan harga spot LNG saat ini berada di kisaran 43 dolar AS/MMBTU atau setara 240 dolar AS per barel setara minyak.

Sementara itu pada sambutan pengarahan sekaligus membuka acara CEO Forum 2022, Menteri Arifin Tasrif menyampaikan tantangan industri hulu migas sebagai dampak dari pandemi Covid-19 dan tantangan di era transisi energi, serta perubahan peran industri hulu migas di masa mendatang yang akan menjadi bahan baku industri.

CEO Forum sendiri menurut Dwi Soetjipto menjadi kesempatan para CEO untuk dapat melakukan review capaian setengah tahun pertama 2022 dan memaksimalkan sisa tahun ini. Hal ini sebagai sebagai pijakan turn over menuju 2030. “Mari kita tekadkan bahwa produksi meningkat dan tidak ada penurunan,” ujarnya. (ril/mas)

Pos terkait