Mendagri Lantik Ridwan Djamaluddin sebagai Penjabat Gubernur Babel

Penjabat Gubernur Babel Ridwan Djamaluddin. (Foto : maritim.go.id)

KATANDA.ID, Jakarta – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian bertempat di Kementerian Dalam Negeri, Kamis (12/5)  resmi melantik lima penjabat (Pj) Gubernur dari lima provinsi di Indonesia. Para Penjabat Gubernur tersebut menggantikan lima kepala daerah yang masa jabatannya berakhir pada pertengahan Mei 2022.

Salah satu dari lima penjabat gubernur yang dilantik tersebut adalah Pj Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel). Ridwan Djamaluddin yang sebelumnya menjabat Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) dilantik sebagai Pj Gubernur Babel menggantikan Erzaldi Rosman yang berakhir masa jabatannya sebagai gubernur bersama Wakil Gubernur Abdul Fatah pada hari yang sama.

Bacaan Lainnya

Nama Ridwan Djamaluddin yang lahir di Bangka 24 Maret 1963 sudah disebut-sebut sejak April lalu sebagai kandidat Penjabat Gubernur Babel.

Ridwan Djamaluddin sejak lulus dari Teknik Geologi ITB tahun 1989 melanjutkan  pendidikan S2 pada jurusan OTC di University of Twente 1993 dan lulus S3 di Texas A&M University jurusan Geografi pada 1999. Pulang dari luar negeri tersebut dia berkarir sebagai pegawai negeri sipil (PNS).

Sebagai PNS Ridwan Djamaluddin pernah memegang sejumlah jabatan. Selama lima tahun 2010 – 2015 menjabat Deputi Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam pada Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT), kemudian sejak 2015 menjabat Deputi III Bidang Koordinasi Infrastruktur

Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya. Lalu sejak 10 Agustus 2020 menjabat Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM. Ridwan juga tercatat sebagai Komisaris pada MIND.ID

Pasca pelantikan Ridwan Djamaluddin sebagai Pj Gubernur Babel,  dukungan dan harapan berdatangan dari rakyat Babel. Diantaranya dari Ketua DPRD Kabupaten Bangka Tengah Me Hoa dan tokoh Babel Emron Pangkapi yang juga Ketua DPRD Kepulauan Babel pertama (2001-2004) dan Ketua Tim Percepatan Pembentukan Provinsi (1999-2000).

Ketua DPRD Bangka Tengah Me Hoa dan Ridwan Djamaluddin saat menjabat Dirjen Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM.

Ketua DPRD Bangka Tengah Me Hoa menyampaikan ucapan selamat sekaligus harapan. “Kita menaruh harapan besar pada Ridwan Djamaluddin yang menjabat Dirjen Mineral dan Batu bara. Bangka Belitung ini daerah tambang,” katanya.

Menurut Me Hoa, ada beberapa aspirasi selama ini yang disampaikan seperti tentang eks lahan tambang PT Kobatin yang sangat luas terkait dengan dengan cadangan timah yang ada. “Semoga dengan pengalamannya, bisa memacu Bangka Belitung lebih maju mengejar ketertinggalan di beberapa bidang, seperti di bidang digitalisasi kita termasuk tertinggal, seperti masih banyak kawasan yang blank spot,” ujar politisi dari PDI Perjuangan.

Sementara itu Emron Pangkapi juga mengucapkan selamat atas penunjukan Ridwaan Djamaluddin sebagai penjabat Gubernur Kepulauan Bangka Belitung yang merupakan salah satu putra terbaik Provinsi  Kepulauan Bangka Belitung.

Emron Pangkapi (kiri) bersama Hudarni Rani (almarhum) Gubernur pertama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

“Harapan saya Penjabat Gubernur Ridwan Djamaluddin untuk menelusuri program pembangunan Gubernur  Hudarni Rani, Eko Maulana Ali, Rustam Effendy dan Erzaldi dengan pendekatan konsep pembangunan berkesinambungan. Yang baik semestinya dilanjutkan,” kata Emron Pangkapi.

Emron juga mengingatkan, Ridwan Djamaluddin sebagai Gubernur Kepulauan Bangka Belitung atas penunjukan pemerintah pusat, “Saya berharap beliau dapat mengkombinasikan keinginan pemerintah pusat dan visi misi unggulan Erzaldi –  Fatah waktu kampanye.”

Visi misi Babel pasangan Erzaldi – Fatah adalah Sejahtera dan Maju dengan enam program unggulan yang ditawarkan. “Tapi, sayangnya, pelaksanaanya belum memuaskan. Waktu 5 tahun berjalan begitu cepat, banyak program hanya sampai pada tingkat MoU,” kata Emron Pangkapi yang pernah menjabat Wakil Ketua Umum PPP 2010-2015.

Salah satu penyebabnya menurut Emron, Erzaldi – Fattah mengalami masa sulit, terutama dalam dua tahun terakhir yang praktis  tidak dapat maksimal menjalankan program karena kendala musibah Covid-19. Pandemi ini musibah yang menjadi kendala kendala melaksanakan programnya.  (maspril aries)

 

 

Pos terkait