KATANDA.ID, Palembang – Tim penuntut umum Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), membacakan dakwaan terhadap tiga terdakwa kasus dugaan korupsi pekerjaan retrofit sistem sootblowing PLTU Bukit Asam PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan tahun 2017 sampai dengan 2022, rugikan negara Rp 26,9 miliar.
Ketiga terdakwa tersebut atas nama, Bambang Anggono mantan general menejer PT PLN unit induk pembangkit Sumatera bagian Selatan, Budi Widi Asmoro mantan manager Engineering PT PLN pembangkit Sumatera bagian Selatan dan Nehemia Indrajaya Direktur PT Truba Engineering Indonesia.
Dihadapan majelis hakim yang diketuai Fauzi Isra SH MH, tim Jaksa KPK mendakwa para terdakwa memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi telah melakukan Mark Up yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, yaitu merugikan keuangan negara dalam hal ini PT PLN (Persero) sebesar Rp26.979.633.638,00.
“Bahwa terdakwa I Bambang Anggono selaku General Manager PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan dan Terdakwa II Budi Widi Asmoro Widi selaku Manajer Enjiniring PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan bersama-sama dengan Nehemia Indrajaya selaku Direktur PT Truba Engineering Indonesia (dilakukan penuntutan secara terpisah), pada sekitar bulan Januari 2018 sampai dengan bulan Desember 2022 telah melakukan, menyuruh melakukan atau turut serta melakukan perbuatan, secara melawan hukum mengatur perencanaan anggaran yaitu melakukan penggelembungan harga (mark up) serta mengunci syarat dan spesifikasi dalam pengadaan Retrofit Sistem Sootblowing PLTU Bukit Asam Unit Pelaksana Pembangkitan Bukit Asam PT PLN (Persero),” urai Jaksa KPK saat membacakan surat dakwaan.
Jaksa KPK melanjutkan, bahwa perihal Pekerjaan Retrofit Sistem Sootblowing PLTU Bukit Asam Unit Pelaksana Pembangkitan Bukit Asam PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan, terdakwa telah memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, yaitu memperkaya diri Terdakwa II Budi Widi Asmoro sebesar Rp750.000.000,00, memperkaya orang lain yaitu Nehemia Indrajaya sebesar Rp25.807.633.638,00.
“Handono sebesar Rp100.000.000,00, Mustika Effendi sebesar Rp75.000.000,00, Feri Setiawan Efendi sebesar Rp75.000.000,00, Riswanto sebesar Rp65.000.000,00, Nuhapi Zamiri sebesar Rp60.000.000,00, Fritz Daniel Pardomuan Hasugian sebesar Rp10.000.000,00, Wakhid sebesar Rp10.000.000,00, Rahmad Saputra sebesar Rp10.000.000,00, Nakhrudin sebesar Rp10.000.000,00, Rizki Tiantolu sebesar Rp5.000.000,00, dan Andri Fajriyana M. Syarif sebesar Rp2.000.000,00, yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, yaitu merugikan keuangan negara dalam hal ini PT PLN (Persero) sebesar Rp26.979.633.638,00,” ungkap Jaksa KPK saat membacakan surat dakwaan secara bergantian.
Bahwa Nehemia Indrajaya yang sebelumnya telah dikondisikan sebagai pelaksana pekerjaan Reftrofit Sistem Sootblowing PLTU Bukit Asam kemudian menyiapkan dokumen penawaran PT TRUBA ENGINEERING INDONESIA, dengan menentukan keuntungan sebesar 20 – 25% dari harga dasar pembelian.
Bahwa perbuatan para terdakwa melanggar dan diancam dengan Pasal Tindak Pidana Korupsi.
Usai mendengarkan dakwaan jaksa penuntut umum, para terdakwa melalui kuasa hukumnya tidak akan mengajukan nota keberatan atau eksepsi. (DN)