“Public Speaking” untuk Perempuan di Muba

Peserta pelatihan anggota Dharma Wanita Persatuan Dinas PUPR Muba. (FOTO : Dok. DWP PUPR Muba)

KATANDA.ID – Pada sebuah kesempatan di bulan September 2023 saya berkunjung ke Sekayu untuk jadi nara sumber atau pembicara pada “Pertemuan Rutin Bulanan Dharma Wanita Persatuan” pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Musi Banyuasin (Muba).

Pada kesempatan itu diminta berbicara tentang public speaking dengan peserta anggota Dharma Wanita. Saat itu terlintas dalam benak pertanyaan, “Apakah nanti ada sekitar 30 peserta ini akan menjadi pembicara atau nara sumber pada sebuah acara atau forum seminar?” Tapi pertanyaan itu tidak saya ucapkan.

Bacaan Lainnya

Apakah para peserta ini memang disiapkan untuk menjadi public relations  atau bahasa lainnya humas pada dinas tersebut? Seorang public realtions yang berbicara di depan umum maka mereka harus memiliki keterampilan public speaking.

Saya coba tawarkan agar dalam kegiatan tersebut tidak hanya dibekali tentang public speaking dengan berbagai teknik dan jurus yang harus dimiliki seorang public speaker, dilengkapi dengan etika komunikasi. Komunikasi sesama anggota Dharma Wanita, komunikasi dengan pimpinan organisasi Dharma Wanita atau komunikasi di lingkungan kantor jika ada sebuah acara yang terkait dengan kedinasan suami.

Ketua DWP PUPR Muba menerima cendera mata buku “Apriyadi dari Kepala Desa ke Kursi Pj Bupati Muba”.

Akhirnya, dua materi itu saya sampaikan dalam waktu yang efektif dan efisien 2 x 45 menit dalam sebuah naskah yang sebelumnya telah dibagi melalui link : https://www.katanda.id/2023/09/19/public-speaking-menjemput-etika-komunikasi/ dan saya sampaikan kepada peserta bahwa saya tidak mempersiapkan makalah tertulis atau dalam bentuk power point yang bisa diperbanyak oleh panitia.

Sudah sejak musim Covid-19 apa bila diundang menjadi nara sumber saya sudah menerapkan paper less. Materi saya bisa diklik dan dibaca dari website yang memuat naskah tersebut. Cara ini sebagai bagian dari upaya ikut menyelamatkan bumi.

Dengan model penyampaikan materi paper less¸ peserta berbekal telepon seluler (ponsel) tinggal klik link yang dibagikan panitia sebelum acara dimulai. Jadi peserta telah siap jika ada yang belum dimengerti untuk ditanyakan dan diskusikan bersama.

Jika menyimak dan melihat berbagai pelatihan public speaking  mengapa pesertanya kebanyakan perempuan? Kenapa tidak ada peserta laki-laki? Kalau ada peserta laki-laki maka jumlahnya kalah banyak dari perempuan. Jawaban dari pertanyaan ini, tidak hanya perempuan yang perlu berlajar berlatih public speaking. Anak-anak juga ada yang berlatih public speaking.

Agar tidak tersesat alam pikir kita, maka sejenak memahami apa itu public speaking? Akan ada banyak jawaban untuk menjawab pertanyaan ini. Public speaking itu sama seperti pelajaran lainnya, bisa dipelajari dan dilatih, karena public speaking adalah keterampilan. Semakin sering kita melakukannya maka kita semakin terampil dan percaya diri.

Menurut Dr. Hendriyani, S.Sos., M.Si dan Yohana Purnama Dharmawan, S.E dalam “Modul Pengantar Public Speaking”, kesadaran akan pentingnya public speaking sendiri telah dikenali dalam peradaban manusia sejak berabad-abad lampau.

Menurut sejarahnya, kegiatan public speaking telah dilakukan di Yunani dan Romawi Kuno dalam bentuk retorika, terutama saat sistem politik demokratis diterapkan di sana. Keterampilan public speaking diajarkan di sekolah-sekolah karena dibutuhkan saat rapat politik dan proses pengadilan pada masa itu.

Pos terkait