KATANDA.ID, Bali – PT Pupuk Indonesia pada 2022 sampai 2023 akan memperluas jangkauan pasar untuk terus mendekatkan diri kepada petani di Indonesia. Saat berkunjung ke kios UD Tani Mandiri, di Desa Canggu, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman menyampaikan bahwa BUMN pupuk tersebut akan menambah kios-kios pupuk komersil di daerah.
“Penambahan kios ini sekaligus akan memperluas jangkauan pasar, mendekatkan diri kepada petani, sekaligus sebagai sarana edukasi dan informasi tentang manfaat pupuk,” katanya.
Dalam keterangan resmi PT Pupuk Indonesia memberikan penjelasan bahwa perseroan terus berupaya meningkatkan ketersediaan pupuk di tingkat petani, dalam hal ini pupuk non-subsidi atau komersil. Salah satu upayanya adalah dengan membuka kios pupuk komersil dengan target pengembangan 1.000 kios yang dimulai pada tahun ini hingga 2023 mendatang.
Menurut Bakir Pasaman, kios pupuk non subsidi atau komersil ini bisa dimanfaatkan para petani untuk memenuhi kebutuhan pupuknya. “Prinsipnya Pupuk Indonesia ini dulu selalu menumpang di kios-kios orang lain untuk jualan pupuk komersial, kami sekarang nggak ingin begitu, karena kita ingin kuasai jalur distribusi dari pabrik sampai kios. Jadi petani bisa akses kios yang barang atau produknya dari Pupuk Indonesia,” katanya.
Bakir menjelaskan, pengembangan 1.000 kios pupuk komersil juga sebagai jawaban atas masih banyaknya petani yang merasa kesulitan menjangkau atau membeli pupuk komersil milik Pupuk Indonesia. “Oleh karena itu PT Pupuk Indonesia merasa perlu untuk memperluas jaringan kios atau outlet yang khusus menjual pupuk komersil atau non subsidi. Apalagi saat ini anggaran pupuk bersubsidi terbatas, berdasarkan Kepmentan Nomor 5 Tahun 2022 pemerintah menetapkan kuota pupuk bersubsidi sekitar 8,04 juta ton,” ujar mantan Direktur Utama PT Pupuk Kaltim.
Untuk menambah 1.000 kios pupuk komersil untuk pupuk non subsidi tersebut, menurut Bakir telah mendapat dukungan dari Menteri BUMN Erick Thohir selaku pemegang saham dan para stakeholder. “Artinya program komersil memudahkan petani, karena banyak keluhan petani dan kita sadari anggaran subsidi terbatas sehingga kita harus penuhi kekurangan pupuk subsidi di masyarakat dengan komersil atau non subsidi,” katanya.
Bakir menilai kios pupuk non subsidi atau komersil Pupuk Indonesia ini akan hadir di lokasi-lokasi strategi di seluruh Indonesia terutama sentra pertanian. Dengan begitu, harapannya kebutuhan pupuk petani bisa terpenuhi.
Di Bali selain di Desa Canggu, Bali, kios pupuk komersil serupa juga telah terbangun dan beroperasi di Kabupaten Buleleng. Di Pulau dewata ini setidaknya terdapat lima mitra telah mengajukan untuk membuka kios pupuk komersil yang tersebar di Kabupaten Tabanan, Bangli, dan Buleleng.
Sementara itu Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia Gusrizal, menyebutkan bahwa pengembangan 1.000 kios pupuk komersil ini dilakukan Pupuk Indonesia dengan skema kemitraan dealer owned dealer operated (DODO). Skema ini ditawarkan kepada perorangan maupun badan usaha yang memiliki kelengkapan izin usaha penjualan retail.
Adapun kelebihan kios pupuk komersil Pupuk Indonesia adalah dapat memberikan jaminan yang menjadi keuntungan atau nilai tambah untuk para mitra. Jaminan yang dimaksud seperti keaslian produk pupuk, jaminan kualitas produk, dan jaminan ketersediaan pupuk.
Sedangkan syarat untuk menjadi mitra kios pupuk komersil Pupuk Indonesia adalah Warga Negara Indonesia (WNI) berusia 21 tahun ke atas, memiliki KTP dan NPWP, berbentuk badan usaha atau perorangan, memiliki nomor induk berusaha (NIB), luas bangunan yang memadai, sampai pada permodalan atau finansial yang baik.
“Selain itu, lokasi kios juga harus strategis dan berpotensi memiliki permintaan pupuk yang tinggi,” kata Gusrizal. (ril/mas)