KATANDA.ID – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) merilis data perekonomian Provinsi Sumsel pada Triwulan III tahun 2023. Pertumbuhan ekonomi di daerah berjuluk “Bumi Sriwijaya” tumbuh stabil sebesar 5,08 persen dalam rentang waktu Juli-September 2023.
Menurut data BPS Sumsel, selain menjadi capaian yang tertinggi di Pulau Sumatera, angka tersebut juga melampaui pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 4,94 persen pada kuartal yang sama. Tercatat pertumbuhan ekonomi Sumsel pada Triwulan III/2023 meningkat jika dibandingkan pada kuartal II/2023, yaitu sebesar 2,39 persen.
Sebagai pembanding, pertumbuhan ekonomi Sumsel tertinggi di Pulau Sumatera di atas Provinsi Sumatera Utara (Sumut) yang pertumbuhan ekonominya 4,94 persen dan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) tumbuh sebesar 4,88 persen.
Dengan pertumbuhan ekonomi tersebut Penjabat (Pj) Gubernur Sumsel Agus Fatoni meminta agar dipertahankan. “Pertumbuhan ekonomi di Sumsel ini tertinggi di Sumatera dan di atas angka nasional ini harus kami pertahankan dengan upaya-upaya yang dilakukan ke depan akan kami tingkatkan lagi termasuk juga pengendalian inflasi,” katanya saat menerima audiensi dari Deputi BPS M Habibullah bersama Kepala BPS Sumsel M Wahyu Yulianto, Jumat (17/11/2023).
Menurut Kepala BPS Wahyu Yulianto, pada Triwulan II neraca perdagangan Sumsel surplus US$ 1,19 miliar atau tumbuh sebesar 41,43 persen (Yoy). Beberapa komoditas unggulan ekspor provinsi Sumsel yaitu bahan bakar mineral, bubur kayu (pulp), karet, minyak dan gas,” kata Wahyu.
Wahyu Yulianto menjelaskan, terdapat sejumlah catatan yang menjadi faktor perekonomian Sumsel tumbuh stabil. Diantaranya, produksi padi secara Yoy naik sebesar 11,03 persen dan secara q-to-q juga naik 13,53 persen. Kemudian produksi karet untuk kategori SIR 10 dan SIR 20 secara Yoy naik sebesar 0,87 persen.
Kemudian pada komoditi semen, realisasi pengadaan semen secara Yoy naik sebesar 3,80 persen. Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita secara Yoy juga naik sebesar 20,10 persen. Realisasi belanja modal pemerintah secara Yoy naik sebesar 99,67 persen dan secara q-to-q naik sebesar 50,83 persen.
Kepala BPS Sumsel menjelaskan, bahwa kontribusi pertumbuhan cukup tinggi dari sektor pertambangan sebesar 10,23 persen, kemudian sektor transportasi sebesar 5,88 persen dan sektor akomodasi dan makanan mencapai 12,93 persen.
Sementara itu Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Sumsel Regina Ariyanti juga menjelaskan bahwa neraca perdagangan Sumsel Triwulan III tahun 2023 mengalami surplus sebesar US$1,19 Miliar atau tumbuh sebesar 41,43 persen (Yoy) yang didukung oleh beberapa komoditas unggulan ekspor Sumatera Selatan.
Di antaranya, yaitu bahan bakar mineral sebesar 597,63 (juta US$), bubur kayu (pulp) sebesar 281,59 (juta US$), karet dan barang dari karet sebesar 241,99 (juta US$) serta minyak dan gas sebesar 136,07 (US$),” tuturnya.
Regina Ariyanti mengharapkan pertumbuhan ekonomi di Sumsel dapat mendorong penciptaan lapangan kerja yang berdampak pada penurunan tingkat pengangguran terbuka. Tercatat pada Agustus 2023, penduduk yang bekerja sebanyak 4,40 juta orang, meningkat sebanyak 109,96 ribu orang dari Agustus 2022. Untuk tingkat pengangguran terbuka di Sumsel pada Agustus 2023 mengalami penurunan menjadi sebesar 4,11 persen dari sebelumnya 4,63 persen pada Agustus 2022 atau turun sebanyak 19.750 orang.
Pertumbuhan ekonomi Sumsel tertinggi di Sumatera menjadi indikasi adanya perbaikan ekonomi di daerah ini. Dalam Laporan Perekonomian Provinsi Sumatera Selatan, Agustus 2023 yang diterbitkan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumsel mencatat bahwa dengan mempertimbangkan tantangan perekonomian global dan nasional serta berbagai indikator dini, pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan pada keseluruhan tahun 2023 diperkirakan tetap tumbuh kuat dengan inflasi yang tetap terjaga.
Pada tahun 2023, pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan diperkirakan tumbuh pada kisaran 4,6% – 5,4% (Yoy) yang didukung oleh kinerja seluruh komponen disagregasi seiring permintaan yang kuat dan kinerja ketiga LU (lapangan usaha) utama yaitu LU Pertambangan dan Penggalian, LU Industri Pengolahan, serta LU Pertanian. Pada tahun 2023, inflasi gabungan dua kota di Sumatera Selatan diperkirakan lebih rendah dibandingkan dengan 2022 sejalan dengan upaya pengendalian.